Minggu, 06 Februari 2011

Kecerdasan Otak

S
ering kali kita dibingungkan dengan pertanyaaan “cerdas merupakan anugrah atau usaha?”.  Selama berabad-abad para ilmuan sekaligus orang awam mempercayai dua mitos yakni bahwa otak sepenuhnya ditentukan secara genetis karena keturunan dan dalam perjalanan waktu, otak kita mengerut karena penuaan.  Namun penelitian tersebut dilakukan pada otak yang sudah tidak bekerja lagi atau mati.
Namun seiring munculnya penemuan-penemuan baru dalam teknologi otak, para ilmuan mulai meragukan mitos-mitos tersebut. Pertama dengan adanya kemunculan computerized tomography (CT), yaitu scanner dengan sinar X untuk mendapatkan bagian-bagian struktur otak secara terperinci. Namun memang alat ini belum dapat mengungkapkan fungsi otak. Hingga saat ini, teknologi mutahir seperti magnetic resonance imaging (MRI) yang menggunakan gelombang radio sudah dapat mengukur aktifitas otak dengan mengukur arus peredaran darah.
Selain itu para ilmuan juga sudah menemukan neurotransmiter yaitu zat kimia yang merangkai berbagai fungsi otak. Otak adalah pusat instruksi untuk semua kegiatan tubuh. Instruksi tersebut dikirimkan melalui neutron yang terdapat dalam susunan saraf. Dari hal ini kita dapat mengetahui bahwa otak dapat menumbuhkan sel-sel baru. Neuron yang berfungsi normal terus menerus melahirkan informasi. Inilah pusat kegiatan yang selalu hidup. Satu neutron dapat berhubungan dengan seribu hingga sepuluh ribu sel yang lain.
Banyak penelitian sudah membuktikan  bahwa sel-sel otak tidak tetap seperti pada waktu dilahirkan, namun sel-sel otak tumbuh dan berkembang terus-menerus. Sel-sel baru tumbuh maka cabang-cabang dendrit beranak-pinak. Kecerdasan manusia terletak pada hubungan di antara neutron-neutron tersebut maka tumbuhnya konesi itu juga menunjukan pertumbuhan kecerdasan.
Lingkungan memberi tantangan dan peluang untuk belajar dengan banyak aktivitas. Sebuah eksperimen terhadap 124 orang tua yang jarang berolahraga dilakukan dengan membagi mereka dalam dua kelompok yakni kelompok yang melakukan lari-lari kecil dan kelompok yang melakukan perenggangan saja. Setelah enam bulan, kelompok pelari memiliki skor yang lebih tinggi dalam tes kognitif. Kesimpulannya, gerakan tubuh ikut memelihara, menyehatkan dan mengembangkan otak.
Namun yang paling penting ialah bahwa kecerdasan yang dibawa sebagai warisan hanya Anda miliki sebagai potensi. Misalnya saja, Ayah Anda memilki kecerdasan dalam fisika sehingga Anda punya potensi untuk sangat cerdas dalam fisika. Namun jika Anda terdampar di sebuah pulau yang tidak merangsang kemampuan fisika Anda, maka kemampuan fisika Anda tidak dapat berkembang. Sehingga pada akhirnya, lingkungan akan lebih menentukan daripada faktor keturunan.


By Ipie
Sumber: Belajar cerdas

1 komentar: